Mulai dari hinaan dan stereotipe terhadap warna kulit dan bentuk fisik, diskriminasi di sekolah, tempat kerja, pengadilan, hingga intimidasi oleh aparat keamanan, didiskriminasi rasisme hanya karena memiliki perbedaan.
Kasus rasisme yang di alami oleh rakyat Papua.
kasus rasisme terjadi pada Obby Kagoya yang merupakan mahasiswa asal Papua yang berkuliah di Universitas Respati Yogyakarta dan menjadi korban siksaan polisi Indonesia karena dia di salahkan atas sikapnya yang melawan polisi ketika adanya pengepungan oleh aparat di Asrama Mahasiswa Papua,Yogyakarta.Setelah ia disalahkan oleh aparat polisi, ia dibawa dan disiksa oleh polisi dengan cara tubuhnya dibanting,lehernya diapit oleh siku,diborgol,hidungnya dicokok, dan tidak hanya itu saja setelah ia disiksa seperti itu ia masih ditahan dan dimasukan ke penjara selama 4 bulan tanpa adanya pembenaran.Lebih parahnya lagi setelah ada bukti foto yang tersebar luas,para aparat polisi mengklaim tidak adanya perlakuan seperti itu di TKP dan bilang bahwa bukti foto tersebut adalah hoax dalam konferensi persnya.
Sebanyak 43 mahasiswa di Asrama Mahasiswa Papua Jalan Kalasan Surabaya, dikepung, dipersekusi, dimaki dengan ucapan rasisme dan diancam oleh oknum TNI, aparat kepolisian, Satpol PP dan ormas reaksioner, 16 Agustus 2019.
Pada Agustus 2019, publik di Indonesia terkejut melihat kemarahan orang Papua atas kasus rasisme terhadap para mahasiswa Papua di Surabaya pada 16 Agustus 2019. Polisi sempat menyangkal rasisme itu dan berencana memburu penyebar video ujaran rasis terhadap mahasiswa Papua. Akhirnya, sejumlah unjuk rasa memprotes kasus rasisme di Surabaya itu berkembang menjadi amuk massa.
Satu bulan setelah peristiwa rasisme di Surabaya itu, akademisi dari The University of Queensland, Jenny Munro menulis di jurnal daring The Conversation, menjelaskan bahwa rasisme yang dilakukan orang Indonesia justru meningkat karena orang Indonesia tidak mau membicarakan apa itu rasisme, seperti apa bentuknya, dan apa akibatnya.
Nama politisi Partai Hanura, Ambroncius Nababan mendadak diperbincangkan publik gara-gara berlaku rasis terhadap mantan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Natalius Pigai. Dalam laman Facebooknya, Nababan yang juga Ketua Umum Relawan Pro Jokowi-Amin mengunggah foto Pigai disandingkan dengan foto gorila, gara-gara Pigai mengkritisi penggunaan vaksin produksi Sinovac dalam vaksinasi COVID-19 di Indonesia.
Perwira TNI mengeluarkan pernyataan rasial kepada prajuritnya yang juga merupakan orang asli Papua (OAP).
Sabtu (21/10/2023).Kabupaten Manokwari Selatan Secata. Rindam XVIII/Kasuari,
Nonton video lebih lengkapnya silahkan
👇🏼👇🏼👇🏼
Post A Comment:
0 comments: