Marga fadan : menolak kehadiran perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Sorong Global Lestari.

 

tanggal 1 Maret 2023 di balai kampung tanah tinggi distrik malabotom, Kabupaten Sorong,Tanah Papua.

Marga fadan : menolak kehadiran perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Sorong Global Lestari.

Marga fadan adalah perwakilan dari sekian banyak marga-marga yang telah lama mendiami wilayah Adat mereka sebelum ada Negara Indonesia, mereka sudah ada terlebih dahulu tinggal secara turun-temurun di tanah Papua.

Tepat pada tanggal 1 Maret 2023 di balai kampung tanah tinggi distrik malabotom, Kabupaten Sorong,Tanah Papua

Mereka berbondong-bondong datang membawa spanduk dan pamflet bertuliskan aspirasi mereka menolak kehadiran perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Sorong Global Lestari , saat itu pihak dari perusahaan tersebut dan pemerintah Distrik, mengelar pertemuan Sosialisasi AMDAL Rencana Pembangunan Kebun Sawit dan Pabrik sawit perusahaan kelapa sawit PT Sorong Global Lestari.

 mereka memprotes kehadiran pihak perusahaan yang datang dengan spanduk bertuliskan; Kami Keluarga Besar Fadan Menolak Kegiatan Sosialisasi AMDAL Rencana Pembangunan Kebun Sawit dan Pembangunan Pabrik di Atas Tanah Adat Kami Marga Fadan di Distrik Malabotom dan sekitarnya, PT Sorong Global Lestari Kau Stop Tipu Kami.

Aksi ini merupakan keresahan dan mereka terhadap kisah-kisah mereka selama melihat kehadiran perusahaan perkebunan kelapa sawit dan perusahaan lain di lingkungan sekitar mereka, ada banyak sekali penderitaan dan pengalaman buruk yang sudah di alam oleh masyarakat Adat Moi yang lain.

Salah satu mama-mama yang ikut terlibat dalam aksi tersebut mengatakan; " Orang Moi sudah punya bukti kehadiran perusahaan perkebunan kelapa sawit itu merusak hutan dan tidak memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Adat."

Hal tersebut bukan bersifat kata-kata propaganda atau provokasi, melainkan fakta dan kenyataan yang dihadapi oleh masyarakat Adat Moi dan masyarakat Adat di Tanah Papua pada umumnya.

Banyak perusahaan-perusahaan yang telah lama menguasai lahan di Tanah Papua, namun tidak satu pun yang memberikan kesejahteraan bagi pemilik tanah tersebut, biasanya perusahaan datang dengan Janji dan Tinggal dengan memberikan kesengsaraan bagi masyarakat Adat.

Sumber.Gempar